Peserta pawai pembangunan Kabupaten Rembang telah mengikuti technical meeting untuk mempersiapkan acara pawai Agustusan. Dalam pertemuan ini, semua peserta sepakat untuk tidak menggunakan truk trailer dan sound horeg selama pelaksanaan pawai, sebagai upaya menjaga ketertiban dan kenyamanan acara.
Selain itu, para peserta juga diwajibkan membawa kantong sampah untuk menjaga kebersihan selama acara berlangsung. “Nanti tim dari DLH menyampaikan tim-tim untuk kantong sampah. Ini untuk meminimalisir sampah berserakan,” ujar Muhammad Luthfi Hakim, Kepala Bidang Kesatuan Bangsa, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Rembang, seperti dilansir oleh JawaPos.
Peserta dan Susunan Pawai
Pawai pembangunan ini akan diikuti oleh 45 grup peserta dengan susunan yang beragam, mulai dari Paskibraka, Forkompimda, DPRD, hingga Drumband SMK 2 Rembang. Prioritas juga diberikan kepada peserta dari kelompok disabilitas.
Selanjutnya, peserta dari berbagai sekolah di Rembang akan ikut memeriahkan acara, termasuk SMP IT Al Kahfi, beberapa SMPN Kota Rembang, SMP Islam An Nawawiyah, SKB Rembang, MKKS MTs, MKKS SMA, MKKS SMK, MAN 1 Rembang, SMK Muhammadiyah, dan M3R.
Peserta dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga hadir, seperti Setda, Dinperinaker, Dinlutkan, DLH, BKD, Kominfo, dan banyak lagi. Selain itu, partisipasi dari BUMN/BUMD dan instansi vertikal juga akan turut serta, seperti KPU, BKK Jateng, Bank Jateng. Peserta umum lainnya termasuk Bhina Grup, Ing Depo Bangunan dan Hartono, serta PSHT Cabang Rembang.
Larangan Sound Horeg dan Trailer
Polres Rembang dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menekankan larangan penggunaan trailer dan sound horeg atau sejenisnya untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan acara. Larangan ini adalah bagian dari upaya untuk menciptakan suasana pawai yang lebih nyaman dan teratur.
“Kepolisian menekankan larangan penggunaan trailer dan tidak diperkenankan menggunakan sound horeg atau sejenisnya,” jelas Luthfi Hakim.
Persiapan dan Kejutan Spesial
Persiapan acara telah dinyatakan final dengan semua peserta menyatakan kesiapannya untuk mematuhi aturan yang telah ditetapkan. “Sudah fix. Semua peserta hadir dalam technical meeting dan siap menjalankan peraturan,” katanya.
Menariknya, pawai tahun ini juga menjanjikan kejutan spesial bagi para penonton. “Jadi selain peserta umum, juga ada kejutan. Rencana bakal mendatangkan marching band dari Surabaya,” ungkap Luthfi.
Tema dan Rute Pawai
Pawai yang bertema “Nusantara Baru, Indonesia Maju” ini akan dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2024, mulai pukul 08.00 hingga selesai. Rute pawai dimulai dari perempatan Galonan-Gedung Haji (Jalan Pemuda), lalu peserta mengambil start dari Stadion Krida, melewati Jalan Pemuda dan Jalan Kartini. Panggung kehormatan akan ditempatkan di perempatan Jaeni (menghadap selatan) di Jalan dr. Sutomo, dan pawai akan berakhir di perempatan Alun-Alun (Jalan Hos. Cokroaminoto).
Setiap kelompok peserta karnaval, yang terdiri dari 20-50 orang, diwajibkan untuk membawa bendera merah putih dan lambang burung Garuda, serta logo dan tema HUT RI ke-79. “Peserta karnaval berjumlah 20-50 orang, maksimal tinggi kendaraan 3 meter. Setiap kelompok wajib membawa bendera merah putih dan lambang burung garuda serta logo dan tema HUT RI ke-79,” tambah Luthfi.
Dengan persiapan matang dan dukungan dari berbagai pihak, pawai Agustusan di Rembang tahun ini diharapkan dapat berjalan lancar dan meriah, sekaligus mempromosikan nilai-nilai kebersihan dan kepatuhan terhadap aturan bersama.