Hati-Hati! Konsumsi Garam Berlebih Berisiko Mengalami Gagal Ginjal

Credit: Castorly Stock/Pexels

Mengonsumsi secara berlebihan sangat tidak dianjurkan karena dampaknya cukup berbahaya bagi tubuh.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Cibinong, dr Anton Isdijanto, mengungkapkan bahwa kebiasaan mengonsumsi garam dalam jumlah banyak dapat meningkatkan risiko penyakit .

Bacaan Lainnya

“Di Indonesia, belum ada edukasi mengenai kalori yang dibutuhkan di luar makanan-makanan instan, terutama yang kandungan garamnya tinggi, gulanya tinggi, sehingga kalorinya juga lebih tinggi,” ujar Anton seperti dikutip dari Antara, Sabtu (20/7/2024).

Anton menjelaskan bahwa berdasarkan anjuran Kementerian Kesehatan, batasan konsumsi garam adalah lima gram atau sekitar satu sendok teh per hari.

Sebagai contoh, saat mengonsumsi mi instan, kandungan garam yang masuk ke dalam tubuh bisa mencapai sekitar 3,7 hingga 3,8 gram. Jumlah tersebut belum termasuk kadar gula dalam bumbu-bumbu atau lauk lain yang ditambahkan dalam mi.

“Yang dicari malah makanan instan seperti mi instan, dengan tambahan ayam goreng, tepung, dan garam. Ditambah lagi bumbu-bumbu masak tinggi garam. Akhirnya, ini menyebabkan hipertensi sebagai gangguan metabolik,” jelas Anton.

Saat seseorang mengonsumsi garam berlebih, ginjal akan dipaksa bekerja lebih keras untuk mengeluarkan garam dan jantung harus memompa darah lebih cepat.

Akibatnya, terjadi peningkatan tekanan darah yang kemudian merusak pembuluh darah pada ginjal. Kerusakan ini mengurangi kemampuan ginjal dalam menyaring berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh.

Jika kondisi ini terus berlanjut, potensi gagal ginjal semakin meningkat. Dampaknya, penderita bisa memerlukan alat bantu seperti mesin cuci darah. Tekanan darah dalam tubuh juga ikut meningkat secara keseluruhan.

“Pada prinsipnya, ini seperti air minum. Air mengalir karena dipompa, dan bisa diminum setelah tersaring. Jadi, darah kita dipompa jantung, dialirkan melalui pipa pembuluh darah, dan disaring oleh ginjal. Jika terganggu, yang membuat tekanan tinggi adalah jantung yang memompa dan dampaknya akan mengarah ke bagian filter,” terang Anton.

Anton mengungkapkan bahwa saat ini semakin banyak ditemukan penderita gagal ginjal di usia muda, bahkan di bawah 27 tahun.

Ia menyebut, penyebabnya tak hanya dari pola makan saja, namun juga pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang tidur dan jarang berolahraga.

Oleh karena itu, ia mengimbau agar masalah ini dijadikan perhatian bersama dan menjadi momen baik untuk menjalankan pola hidup sehat seperti banyak mengonsumsi sayur dan buah, mengurangi konsumsi makanan asin dan instan, serta rajin berolahraga di sela kesibukan.

* Follow Official WhatsApp Channel BeritaMuria.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini * Serta jangan lupa follow akun medsos kami dibawah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *