Pemerintah Rencanakan Bebaskan Bea Masuk Impor Mesin Pertanian untuk Dukung Ketahanan Pangan dan Energi

Credit: Tom Fisk/Pexels

Wakil Menteri Investasi Yuliot Tanjung mengungkapkan bahwa pemerintah akan memberikan fasilitas impor khusus bagi perusahaan . Langkah ini diambil untuk mendukung program ketahanan pangan dan energi, terutama melalui pengembangan perkebunan tebu yang terintegrasi dengan industri gula, bioetanol, dan pembangkit listrik di Merauke.

Menurut Yuliot, fasilitas pembebasan bea masuk ini akan diterapkan pada sektor pertanian, khususnya untuk mekanisasi pertanian yang dianggap penting untuk ketahanan pangan dan energi. Selama ini, impor mesin dan peralatan pertanian masih dikenakan bea masuk, padahal sektor ini memerlukan dukungan khusus untuk berkembang lebih pesat.

Bacaan Lainnya

“Fasilitas importasi mesin peralatan untuk sektor pertanian selama ini belum ada. Saat ini, fasilitas tersebut harus melalui mekanisme normal dengan pembayaran bea masuk. Padahal, untuk mendukung ketahanan pangan dan energi, sektor pertanian perlu mendapatkan fasilitas khusus,” ujar Yuliot dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/7/2024).

Yuliot juga memaparkan perkembangan investasi dalam perkebunan tebu dan industri gula di Merauke. Saat ini, pengembangan klaster ketiga dari lahan tebu seluas 2 juta hektare di Kabupaten Merauke sedang berlangsung. Rencana pembangunan mencakup lima gula yang akan terintegrasi dengan bioetanol, serta pembangunan infrastruktur dan pelatihan bagi masyarakat setempat.

“Pembangunan industri gula di klaster ketiga ini melibatkan pabrik-pabrik yang akan terintegrasi dengan bioetanol. Infrastruktur dan pendanaan sudah disiapkan oleh pelaku usaha, termasuk pelatihan untuk masyarakat setempat. Selain itu, Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) juga telah dibangun bekerja sama dengan Sugar Research Australia (SRA),” jelas Yuliot.

Yuliot mengapresiasi komitmen perusahaan yang terlibat dalam investasi ini, menilai bahwa fasilitas yang disiapkan jauh lebih baik daripada standar internasional. Total investasi untuk proyek swasembada gula dan bioetanol di Merauke diperkirakan mencapai USD 5,62 miliar atau setara Rp 83,27 triliun.

Investasi ini mencakup:

  • Perkebunan tebu dengan teknologi mekanisasi sebesar Rp 29,2 triliun
  • Pembangunan lima pabrik gula dan bioetanol senilai Rp 53,8 triliun
  • Pembangunan pusat pelatihan sumber daya manusia sebesar Rp 120 miliar
  • Pembangunan fasilitas riset dan inovasi mencapai Rp 150 miliar per tahun

Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 15 Tahun 2024 tentang Satuan Tugas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Selatan, ditetapkan pada 19 April 2024. Satgas ini bertugas untuk mempercepat fasilitasi investasi dalam komoditas tebu yang terintegrasi dengan industri gula, bioetanol, dan pembangkit listrik biomassa di wilayah tersebut.

Proyek ini akan mencakup lima klaster wilayah dengan total lebih dari 2 juta hektare, dengan rincian Klaster 1 dan 2 seluas kurang lebih 1.000.000 hektare, Klaster 3 seluas kurang lebih 504.373 hektare, dan Klaster 4 seluas kurang lebih 400.000 hektare.

* Follow Official WhatsApp Channel BeritaMuria.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini * Serta jangan lupa follow akun medsos kami dibawah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *