Para pedagang di Pasar Bitingan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menghadapi tantangan berat seiring sepinya pengunjung dalam beberapa tahun terakhir. Situasi ini membuat pasar tradisional tersebut tampak seperti bangunan kosong yang kehilangan daya tariknya, berbeda dengan masa-masa ramai sebelumnya.
Barang dagangan yang ditawarkan oleh pedagang jarang dilirik oleh pembeli, mengakibatkan pendapatan mereka menurun drastis.
Endah Susanti (44), salah satu pedagang yang telah lama berjualan di Pasar Bitingan, menyatakan bahwa penurunan jumlah pengunjung telah berlangsung lama. Ia mengakui bahwa pasar tradisional sulit bersaing dengan toko online.
Endah mengungkapkan bahwa dalam sehari, barang dagangannya sering kali tidak laku terjual, bahkan terkadang dalam lima hari tidak ada pembeli yang datang. “Pasar ramai itu kalau saat puasa, menjelang lebaran. Ramai di momen itu saja. Setelah itu sepi lagi,” tambahnya.
Menanggapi kondisi pasar yang sepi, Haris menyatakan bahwa ini adalah fenomena yang terjadi di seluruh Indonesia, terkait dengan ekonomi yang sedang stagnan.
“Upaya yang bisa dilakukan ya memang revitalisasi, penataan pasar. Pengelolaan pasar tidak sama dengan mengelola mal, yang dikit-dikit ada diskon,” ungkapnya. Haris juga menekankan pentingnya kampanye untuk mempromosikan pasar tradisional kepada masyarakat.
Akibat sepinya pembeli, banyak kios di Pasar Bitingan yang kini kosong, ditinggalkan oleh para pemiliknya.